Manga Talk: One Piece
January 31, 2020"One Piece Scratch the itch no other manga could"
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa saya adalah seorang wibu dan rasanya wajar kalau post pertama tentang manga saya dedikasikan untuk One Piece.
Kemarin, One Piece lagi-lagi jadi buah mulut dan trending di twitter. Eichiiro Oda atau yang biasa dipanggil God Oda/ Goda mengumumkan rencana membuat live-action One Piece dengan bekerja sama dengan Netflix yang akan tayang di tahun 2021. Ini kabar baik dan meresahkan, karena ya mari kita jujur-jujuran saja, live-action yang adapt dari manga tidak pernah sesuai ekspektasi. Saya tidak akan mengambil pusing hasil filmnya bagus atau engga karena memang nothing to lose. Filmnya tidak akan mengurangi jiwa manganya.
Diantara semua manga yang sudah saya baca dan saya ikuti, One Piece akan selamanya punya tempat spesial di hati. Cerita yang sudah berjalan sepanjang umur saya yaitu 22 tahun ini hypenya masih sangat tinggi setiap keluar chapter baru. Keluhan yang banyak diterima soal OP dari non-fans adalah panjang banget ceritanya dan ga habis-habis, padahal ya justru itu salah satu charmnya. One Piece told you that what's important is not the finish line, but the journey.
Believe me when i tell you this: there has never been a better time to be a One Piece fan than right now, when the manga is still on going.
One piece bisa saya kategorikan terbaik karena sebagai manga shounen, ia memiliki whole package yang over the top dalam segala aspeknya. Kalau dibandingkan dengan naruto dan bleach (yang dimana saya baca juga), One piece berada di puncak piramid, dan kedua lainnya hanya sebagai dayang-dayang. Semua pujian ini tidak mengada-ngada, karena pada kenyataannya pun One Piece menjadi 'The best selling manga of all time".
One piece itu tentang apa?
Mengambil waktu di era bajak laut, cerita berfokus pada Monkey D. Luffy yang berlayar bersama teman-temannya untuk menaklukkan seluruh lautan, mengambil harta karun dunia 'one piece' di pulau terakhir dan menjadi raja bajak laut.
KARAKTER
Tweet saya di tahun 2017 ini sepertinya cukup menggambarkan betapa banyaknya karakter OP. Bedanya dengan My Hero Academia, karakter OP walaupun banyak hampir semuanya bisa diingat karena back story, pengembangan karakter dan penokohan yang unik.
ART
Ada beberapa akun di twitter yang aktif membahas One Piece dan saya ikuti, seperti @grantthethief. Grant dalam hastagnya #OPGrant sejak 2018 membuat thread review singkat chapter per chapter dari One Piece. Fokus utama komentar Grant adalah artnya--yang seorang saya tidak pernah terlalu ambil pusing. Grant berkali-kali tercengang dan menekankan fakta bahwa OP adalah weekly manga. Weekly manga berarti deadline dan waktu kerja yang sempit, tapi Oda dan team mampu membuat gambar yang sangat detail. I mean, look at this piece of art:
Banyak yang menyerah/ogah baca One Piece duluan karena artnya yang ramai dan cartoonist. Padahal justru itu nilai plusnya. One Piece adalah shounen bajak laut yang dibalut komedi, drama dan action. Ekspresi dan gambar yang cartoonist justru menambah intensitas emosi yang ingin disampaikan dalam cerita.
PLOT
Mengambil waktu di era bajak laut, cerita berfokus pada Monkey D. Luffy yang berlayar bersama teman-temannya untuk menaklukkan seluruh lautan, mengambil harta karun dunia 'one piece' di pulau terakhir dan menjadi raja bajak laut.
KARAKTER
Source: Pinterest
ART
Ada beberapa akun di twitter yang aktif membahas One Piece dan saya ikuti, seperti @grantthethief. Grant dalam hastagnya #OPGrant sejak 2018 membuat thread review singkat chapter per chapter dari One Piece. Fokus utama komentar Grant adalah artnya--yang seorang saya tidak pernah terlalu ambil pusing. Grant berkali-kali tercengang dan menekankan fakta bahwa OP adalah weekly manga. Weekly manga berarti deadline dan waktu kerja yang sempit, tapi Oda dan team mampu membuat gambar yang sangat detail. I mean, look at this piece of art:
Banyak yang menyerah/ogah baca One Piece duluan karena artnya yang ramai dan cartoonist. Padahal justru itu nilai plusnya. One Piece adalah shounen bajak laut yang dibalut komedi, drama dan action. Ekspresi dan gambar yang cartoonist justru menambah intensitas emosi yang ingin disampaikan dalam cerita.
PLOT
Mungkin plot adalah faktor terbesar yang mempengaruhi popularitas One Piece. Cerita ini bisa dibaca ringan, namun bisa juga dijadikan kelas teori sendiri saking banyaknya misteri dan foreshadowing. Oda adalah penulis yang sabar dalam bercerita.
Banyak akun youtube, penggiat blog bahkan twitter yang aktif membuat konten teori One Piece seperti Marco One Piece Theorist, Tekking 101, dan Joy Boy Theories. Bahkan, teori yang dibuat ratusan kepala sangat jarang tepat. Oda seperti pemain catur yang handal. "Terprediksi" tidak ada dalam kamusnya.
Keunggulan One Piece juga ada dalam masterplan cerita yang sangat matang. Dengan universenya yang terus expand rasanya pantas memposisikan One Piece Universe setara dengan DC atau Marvel Universe. Kematangan cerita ini dilengkapi dengan karakter yang tidak pernah muncul secara mubazir. Karakter yang pernah muncul di chapter 10 bisa jadi muncul lagi di chapter ratusan. Berapa kali pun dibaca ulang dari awal, plot One Piece tidak pernah lari dari premis yang dimaksud. Tidak seperti Naruto yang membuat saya kecewa berat karena tiba-tiba ada Kaguya yang muncul entah darimana..
Menariknya, Expanding Universe ini memang sangat cocok dengan konsep cerita One Piece. Fakta pulau ke pulau yang lain tidak pernah ada yang sama adalah logika yang gampang diterima. Bisa jadi di pulau yang satu adalah negara samurai, dan pulau yang lainnya sangat modern. Kemahiran Oda dalam membangun arsitektur dan kebiasaan satu pulau dengan yang lain--yang masing-masingnya punya keunikan berbeda--dengan sangat detail juga nilai yang sulit ditemukan di manga lain.
"What is One Piece?"
"It's a silly pirate manga"
"is it though?"
Pengembangan cerita One Piece tidak terbatas seperti lainnya yang hanya mengalahkan musuh kuat yang satu, lalu yang lain. Oda masih sempat membungkusnya dengan isu-isu besar seperti rasisme, child abduction, slavery, narkoba bahkan perang negara dengan cara yang tidak terduga dan konklusi yang baik. Oda tidak mendikte pembaca untuk melihat dunia secara hitam putih, karena memang tidak ada yang hitam dan putih.
Banyak akun youtube, penggiat blog bahkan twitter yang aktif membuat konten teori One Piece seperti Marco One Piece Theorist, Tekking 101, dan Joy Boy Theories. Bahkan, teori yang dibuat ratusan kepala sangat jarang tepat. Oda seperti pemain catur yang handal. "Terprediksi" tidak ada dalam kamusnya.
Keunggulan One Piece juga ada dalam masterplan cerita yang sangat matang. Dengan universenya yang terus expand rasanya pantas memposisikan One Piece Universe setara dengan DC atau Marvel Universe. Kematangan cerita ini dilengkapi dengan karakter yang tidak pernah muncul secara mubazir. Karakter yang pernah muncul di chapter 10 bisa jadi muncul lagi di chapter ratusan. Berapa kali pun dibaca ulang dari awal, plot One Piece tidak pernah lari dari premis yang dimaksud. Tidak seperti Naruto yang membuat saya kecewa berat karena tiba-tiba ada Kaguya yang muncul entah darimana..
source: akibapress.com
Menariknya, Expanding Universe ini memang sangat cocok dengan konsep cerita One Piece. Fakta pulau ke pulau yang lain tidak pernah ada yang sama adalah logika yang gampang diterima. Bisa jadi di pulau yang satu adalah negara samurai, dan pulau yang lainnya sangat modern. Kemahiran Oda dalam membangun arsitektur dan kebiasaan satu pulau dengan yang lain--yang masing-masingnya punya keunikan berbeda--dengan sangat detail juga nilai yang sulit ditemukan di manga lain.
"What is One Piece?"
"It's a silly pirate manga"
"is it though?"
Pengembangan cerita One Piece tidak terbatas seperti lainnya yang hanya mengalahkan musuh kuat yang satu, lalu yang lain. Oda masih sempat membungkusnya dengan isu-isu besar seperti rasisme, child abduction, slavery, narkoba bahkan perang negara dengan cara yang tidak terduga dan konklusi yang baik. Oda tidak mendikte pembaca untuk melihat dunia secara hitam putih, karena memang tidak ada yang hitam dan putih.
Akhir kata, One Piece adalah manga yang saya nikmati chapter per chapternya, yang saya tunggu bagaimana berakhirnya, tapi juga tidak rela kalau buru-buru tamat. One Piece, untuk saya, seperti juga untuk ratusan orang lainnya--menjadi alasan untuk hidup.
Bagaimanapun bentuk karya diolah, entah sebagai anime ataupun live-action tidak masalah. Selama jiwanya tetap sama: manga yang digambar dan ditulis oleh Eichiiro Oda.
Bagaimanapun bentuk karya diolah, entah sebagai anime ataupun live-action tidak masalah. Selama jiwanya tetap sama: manga yang digambar dan ditulis oleh Eichiiro Oda.
0 komentar