MEMAKNAI BERLARI
October 07, 2025Di ulang tahunku yang ke-28, teman-teman dari Teratai Hijau berkumpul untuk merayakan. Lengkap dengan datangnya Jane juga dari Lampung. Di hari itu, selain bersenda gurau seperti biasa, Cece juga sudah menyiapkan satu permainan unik yang memiliki makna yang dalam.
Permainannya simpel:
Angpao digantung. Masing-masing orang dipersilahkan untuk memilih dan mengambil yang mereka inginkan. Dalamnya ada berkah juga selembar kertas yang isinya hukuman dan penjelasan makna dari hukuman tersebut. Isinya beragam, ada yang harus skotjump 50x dengan mendapatkan berkah 200 ribu, ada yang harus mengangkat beban 50kg dan mendapatkan berkah 100 ribu, dan sebagainya. Karena bukankah itulah kehidupan? semuanya mendapatkan kesulitan dan rezeki dengan kemampuan dan porsinya masing-masing.
Mengangkat 50 kg untuk satu orang bisa menjadi hal yang sangat berat, namun bisa menjadi hal yang mudah untuk lainnya. Rezeki tidak akan tertukar, begitupun dengan lika-likunya.
Apakah saat ini aku bisa berlari? bisa.
Namun, batas kemampuan maksimalku saat ini masih di kecepatan 5 dengan durasi 3-5 menit. Terlihat mustahil namun tidak juga, hanya tetap berat untuk dijalani.
Selesai makan malam bersama, aku jalankan hukuman tersebut. Ancang-ancang sudah disiapkan. Dengan kecepatan 7, kemampuanku untuk berlari hanya kuat di 1 menit. Di antara jedanya, aku harus istirahat untuk mempersiapkan berlari untuk 1 menit selanjutnya, selanjutnya dan selanjutnya. Nafasku engap, keringat bercucuran, kepala berputar, badan sakit, dada bergemuruh, mental sekali-kali ciut, pandangan menggelap.
Angka 15 masih terus terasa jauh dari genggaman...
Saat berlari itu, kupahami betul dengan luar biasanya arti permainan yang Cece ciptakan sangat tepat menggambarkan perjuangan hidupku. Perjuangan panjang yang rasanya selalu jauh dan tidak ada akhirnya. Memang seperti inilah jalannya, yang aku harus belajar ikhlaskan dan nikmati perjuangannya.
Tuhan dengan luar biasanya memberikanku tangan-tangan tulus yang membantuku, mengarahkanku, menemaniku, membahagiakanku. Berkah kemudahan dan jalan dibukakan lagi, lagi dan lagi saat tembok rasanya begitu tebal, besar dan tinggi.
Kalau boleh jujur, saat ini pun lagi-lagi aku tidak tahu bagaimana menjalani dan melewatinya. Ibarat bermain game di Alice in Borderland (maklum masih euforia nonton season 3); permainan wajik, keriting, sekop dan hati sudah kulewati dan masih kujalani. Levelnya saja yang terus meningkat, meningkat dan meningkat.
Beruntungnya aku dikelilingi teman-teman yang menciptakan kebahagiaan dan luar biasa baiknya. Beruntungnya aku dibekali dan mendapatkan arahan untuk menyikapi kehidupan dengan bijak. Beruntungnya aku memiliki kekuatan cinta yang menciptakan hangat dan senyuman di saat badai kisruh dan kekalutan datang.
Ibarat berlari, hidup itu apa sih yang dikejar?
Misiku, untuk menuntaskan masalah-masalah keluargaku
Visiku, ingin terus dikelilingi orang-orang terbaik dalam hidupku. Membalas ketulusan yang dalam, dengan ketulusan yang sama dalamnya juga. Lalu hidup cukup, sederhana, bahagia, dan bermakna.
—dan kalau diizinkan Langit, dipertemukan dan beriringan berpegangan tangan sampai menua bersama cinta hidupku.
Untuk saat ini, Ayo kita berbahagia, berjuang dan semangat lagi




0 komentar